Satu bilik dalam taman Maduganda, pernah tercipta indahnya derit ranjang tua. Desah manja dalam irama jiwa... Mengalunkan kidung katresnan, diantara dua rasa mencipta tembang smaradhana...
Senin, 14 November 2011
SATU BILIK DALAM TAMAN MADUGANDA
Deritnya pernah terdengar begitu merdu
Para-para pun ikut tergetar sendu
Kini suaranya telah menjadi lagu terasing
Bukan tak sudi ataupun ingin berpaling
Cengkerama mesra kala candikala
Telah menjadi sandiwara dengan pembatas tebal
Dinding aturan telah pula mengikat menjadi sumpal
Serapah yang tersisa menyimpan isak disimpang sang kala
Senda punakawan pun pernah menghibur ceria
Bukan hanya senyum namun tawa jenaka
Kini beringsut menjadi bilur perih
Pada iramanya terdengar sayatan nyeri melirih
Pun senja jingga diujung hari
Pernah menyimpan segudang rindu ditepian sungging mentari
Pernah pula indah temaramnya
Kala pelangi menghias usai gerimis menghampiri rembahnya
Masih terasa begitu menyatu
Saat panah menembus jantung kenikmatan
Dimana lembut desah melingkup waktu
Mendendang irama hujan menuntas kepuasan
Satu bilik dalam taman Maduganda
Saksi abadi terciptanya sebuah nelangsa
Sebelum nahkoda terhempas badai persada
Setelah sang awak tenggelam dalam peluh luka rasa
Inspire, PANAH SRIKANDI
Nakula 14, 30.10.2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar